Saya selama bertahun-tahun ini, sering menerima permintaan info tentang komunitas yang (sudah) ada di suatu kota/tempat. Banyak yang ingin bergabung dengan komunitas yang ada. Di sisi lain, cukup banyak komunitas existing yang lebih eksklusif dan tidak cukup fleksibel untuk menerima anggota baru. Semua hal ini ada baiknya, dan semua perlu bergumul dengan situasi dan kesempatan serta tantangan baru.

Tetapi, ada satu kemungkinan yang jarang dipikirkan: membuat sendiri, memulai suatu komunitas baru. Secara alamiah, faktanya adalah: orang mudah memulai suatu komunitas, … tanpa disadari. Nah, jika itu casenya, kita tinggal tambahkan sesuatu, … berikan nilai tambah sebesar-besarnya sesuai dg kasih karunia yang kita terima dari Tuhan.

24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. … 32  Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.“ (ay 38 benih yang baik itu anak-anak Kerajaan)

Mat 13:24-38 

Kehidupan tiap anak Kerajaan adalah seperti benih yang ditanam (church planted, not a building, but a life.. you are a life planted; a seed planted in this world). Benih dan pertumbuhan adalah suatu yang organis, yang secara alamiah akan bertumbuh dengan kondisi-kondisi tertentu. Sebagian dari kondisi-kondisi itu adalah peran petani (organisasi, pemimpin, dll). Tetapi pada dasarnya, Allah yang memberi pertumbuhan. (1Kor 3:6).

Jadi, sekarang tantangan bagi kita, … dan kalian para pembaca. Apakah kita punya mindset, bahwa kita sedang ditanam di tempat kita berada? Apakah kita bertumbuh dan suatu saat menjadi tempat bersarang banyak burung? Ketika kita bertumbuh, komunitas akan terbentuk. Apakah kita telah melihatnya? Siapa orang di sekitar kita, yang “tiba-tiba” sudah membentuk jaringan hubungan lokal dan berkomunitas?


Yang menarik, dalam ay 38, itu dikatakan: anak-anak Kerajaan. Pekerjaan penanaman ini bisa jadi bukanlah individual. Beberapa orang anak Kerajaan di suatu tempat, adalah komunitas yang ditanam Tuhan. Mereka adalah ekspresi tubuh Kristus lokal, … cara Allah menyatakan diri-Nya kepada dunia ini (dalam konteks lokal terkecil).

Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.

Yoh 13:34-35 

The church, you see, is not peripheral to the world; the world is peripheral to the church. The church is Christ’s body, in which he speaks and acts, by which he fills everything with his presence. 

Eph 1:23 (MSG)

Jadi, komunitas yang sehat -komunal dan transformasional-, akan misional (menjadi berkat bagi dunia sekelilingnya). Komunitas punya unsur eksklusivitas, tetapi sekaligus inklusivititas. Pemimpin komunitas dan anggota-anggotanya perlu mendiskusikan hal ini dan mengikuti pimpinan Roh. (Hal ini bisa dibahas lain waktu lebih dalam.)

Born to reproduce. Komunitas akan melipatganda. Itu visi kita. Handout singkat bisa dilihat di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *