SAMSIR (& MORI)

Dunia pendidkan membawa kami merantau ke luar pulau. Di Bandung dari tahun 1976-1982. Dunia pekerjaan membawa kami ke Ibukota Jakarta dan kota-kota lain di luar Indonesia. Dari tahun 1983-2009. Setelah pensiun dari Perusahaan Swasta, menjadi Independent Consultant di bidang Explorasi Perminyakan. Dari tahun 2009-2019. Sejak usia muda sampai usia enampuluhan, tahapan masih aktif di dunia pekerjaan, kami memang selalu rindu dan sering pulang kampung.

Pada tahun 2015 awal, kami mulai membangun Pondok di tepi Danau Toba, di atas lahan yang kami peroleh dari keluarga pihak Ibu. Tepatnya di Desa Tarabunga, Kecamatan Tampahan Kabupaten Toba. Masih di sekitar tempat tinggal dan lingkungan masa kecil dulu.

Pada bulan Juli 2017, Pondok ini, walaupun masih sederhana dan kecil, resmi dibuka untuk umum. Tempat untuk beristirahat sambil menikmati indahnya alam. Di bawah pesona indahnya danau Toba, ditemani semarak pebukitan dan cahaya langit nan luas mempesona.

Namun sampai tahap ini belum pernah terpikirkan untuk pindah domisili di kampung halaman. Barulah dalam beberapa tahun belakangan, kami merasakan bahwa Tuhan sedang mengarahkan kami.

Beberapa keadaan yang kami rasakan sebagai petunjuk:

Pertama, Pondok semakin dikenal orang banyak melalui Media Sosial dan Aplikasi Online. Menuntun kami untuk lebih fokus dalam hal waktu dan tenaga.

Kedua, isteri saya Moriana Hutabarat memasuki masa pensiun dari ASN.

Ketiga, anak kami Rouli diterima kuliah di Unimed Medan. Lebih dekat ke kampung.

Keempat, anak kami Simon, berangkat program kerja sambil kuliah ke Luar Negeri dari Balige. Jadi kemungkinan kembali ke tanah air, ke Balige juga.

Kelima, beberapa komunitas yang kami ikuti selama pulang pergi Jakarta-Balige, cukup membesarkan hati. Ada hubungan-hubungan alamiah yang sedang bertumbuh. Baik dengan teman-teman pelayanan Alumni di Toba maupun dengan lingkungan tempat tinggal di sekitar Pondok.

Dengan melihat ke-lima keadaan ini, maka kami merasa lebih yakin untuk melangkah kembali ke Balige. Dengan proses yang cukup cepat, kami mengurus kepindahan domisili dari Cikarang/Jakarta.

Jadilah kami melakukan perjalanan pindah lewat darat, berangkat naik mobil dari Jakarta, hari Senin, 20 Desember 2021, tiba di Balige hari Kamis, 23 Desember 2021. Hampir bersamaan dengan ketibaan truk yang mengangkut barang pindahan kami. Perjalanan yang cukup melelahkan tapi tertutupi oleh semangat pindah.

Sambil menikmati masa transisi ini kami merenungkan jejak-jejak Tuhan dan mencoba melihat apa yang Tuhan ingin kami lakukan di masa-masa tua dalam lingkungan yang baru ini.

Sampai pada keyakinan akan firman Tuhan dalam Yesaya 54:2 seperti yang sering kita kumandangkan bersama akhir-akhir ini secara Nasional: Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!

Bahwa bersama teman-teman, kita akan melapangkan tempat, memanjangkan tali-tali jaringan alamiah, serta mananamkan patok-patok, baik melalui generasi muda maupun dewasa melalui jaringan yang ada.

Kami tidak lupa akan tetap membina hubungan dengan komunitas yang ada di Cikarang.

Kiranya Tuhan memberkati langkah-langkah baru dalam kondisi yang baru ini. Amin.

Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.

Filipi 1:16

11 Balas ke “BALIGE, AKU KEMBALI”

  • Membaca kembali cerita ini di bulan September 2023, sangat jelas keputusan pindah ini terbukti benar. Banyak hal baru Tuhan bukakan utk memberkati Tanah Toba. Bukan hanya Balige rupanya, tapi juga Tarutung bahkan Dolok Sanggul diberkati oleh keputusan ini. Kiranya Allah meneguhkan.

  • Terima kasih kesaksian iman dari perjalanan hidup Kel Bang Samsir. Kami turut mendoakan agar kemah Balige terus dipakai A’ sebagai ‘mezbah’ yang harum dan menjadi berkat bagi banyak orang!

    Salam dari Pulau Halmahera, Maluku Utara

  • Trimakasih utk sharingnya Bang Samsir dan Kak Mori… Mulak Tu Bona Pasogit memang keputusan yg besar dan perlu pemikiran yg dalam, kr sdh lama merantau dan biasa dg khdpn kerlap kerlip jkt dan sekitarnya, tp pasti keyakinan abang dan kakak sdh teruji sehingga mantab dg keputusannya. Smg menjd berkat dg ladang pelayanan baru abang kakak dsn utk saudara2 kita bangso batak. Tuhan Yesus memberkati…..🙏🙏

  • Thanks utk sharingnya Bang Samsir dan Kak Mori. Luar biasa jejak Tangan Tuhan yg memimpin secara perlahan namun pasti. Tuhan berkati pelayanan Bang Samsir dan Kak Mori di tempat yang baru. Pasti jadi berkat.

  • Salah satu yang kurindukan di Balige ada komunitas seperti kita. Saya sangat terharu membaca ini. Semoga Tuhan menguatkan langkah Pak Samsir dan Bu Mori di Balige. Kiranya kerajaan Allah semakin meluas. Kalau pulang kampung kudu mamoir nieh ke tempat keluarga Pak Samsir.
    Tuhan memberkati ya Pak…

  • Terima kasih sharingnya bang Samsir. Momentum pindahnya pas dengan pengembangan danau Toba sebagai salah satu destinasi pariwisata baru. Infrastructure sudah banyak dibangun. Sharing ini contoh yg baik untuk mereka yang menyiapkan diri masuk ke kehidupan setelah melewati usia pensiun,
    REFIRE not Retire.

  • Pimpinan Tuhan unik dan pelan-pelan…

    Yes 40:11  Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.

    Perpindahan bang Samsir bisa membuat perubahan besar. Kami doakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *