Nangin-Subreg 1.1

Awal tahun itu selalu menyegarkan, badan terasa ringan dan pikiran lebih plong. Karena kita baru saja meninggalkan tahun kemaren dengan segala beban pekerjaan dan pikiran yang menguras banyak emosi selama satu tahun. Mengawali tahun yang baru terasa lebih ringan kalau pekerjaan dan fokus pikiran tahun kemaren berhasil kita selesaikan dengan “baik”.  Kalau tidak tertanggalkan, pekerjaan dan “pikiran’ tahun kemaren akan menjadi beban tambahan ditahun yang baru.

Setiap orang berbeda dalam mengelola hidupnya agar tetap lebih “segar” memulai tahun yang baru. Namun bagi kami, dipenghujung dan awal tahun bersama dengan orang tua, saudara dekat dan pulang kampung selalu menjadi pengalaman yang menyenangkan. Makan bersama, bercerita dan mengupdate kabar keluarga yang lain (termasuk “menggosipinnya” hehehehe), pergi ke ladang, mandi ke sungai, mengintari tempat yang dulu sering dilalui semasa kecil sambil menceritakannya ke anak-anak mengisi menit demi menit dipenghujung hingga awal tahun.  Larut baru tidur dan bangun mendahului ayam berkokok. Waktu terasa pendek dan kurang untuk mengalami semuanya itu. Sampai akhirnya kembali lagi ke lingkungan semula untuk memulai cerita baru ditahun ini.

Memulai tahun ini, berkesempatan membaca dan merenungkan kisah Riwayat kedua belas pengintai dan hukuman atas Israel yang dituliskan dalam Kitab Ulangan 1:19 – 39 yang mengingatkan janji dan panggilan Tuhan. Kisah ini sepenggal pengalaman perjalanan Bangsa Israel keluar dari perbudakan di tanah Mesir dan masuk ke Kanaan Tanah Perjanjian.  Tuhan telah menjanjikan untuk memberikan Tanah Kanaan sebagai Tanah Perjanjian yang akan dimiliki oleh Bangsa Israel. Sesuatu yang pasti dan tempat yang lebih sejahtera (Bilangan 13:24-27) dibandingkan dengan kehidupan mereka di Tanah Mesir.  Dari kisah ini, kami belajar kalau pengalaman masa lalu tidak selalu cukup menjadi referensi dalam menjalani hidup selanjutnya. Pengalaman perbudakan di Tanah Mesir dan dibebaskan serta dijagai dalam penjalanan ke Tanah Kanaan dengan kecukupan tidak membuat Bangsa Israel secara otomatis mengerti pemeliharaan Tuhan. Mereka jatuh dalam berbagai dosa dan tidak “move on” dalam mengenal Tuhan, sehingga harus dibinasakan. Dalam menjalani tahun yang baru ini kita bisa jatuh dalam ketakutan, patah hati dan menggerutu kepada Allah. Lebih parah lagi, kita memiliki pikiran yang mencurigai Allah telah membenci kita. Karena dari pengalaman tahun lalu, kesulitan hidup dan berbagai beban sepertinya tidak beranjak dari hidup kita. Belum lagi  pandemi Covid-19 ini masih mengintai setiap saat yang menambah ketakutan dan membuat gemetar setiap melangkah keluar rumah. Manusiawi sekali kita menjadi tawar hati dalam menjalani hari-hari kita. Muara semuanya itu adalah kita tidak percaya kepada Tuhan Allah.

Tapi syukurnya Tuhan yang kita sembah bukan tuhan yang seperti dunia ini pikirkan, mungkin seperti yang kita pikirkan. Tuhan kita Agung, luar biasa, dan lebih dari segalanya. Dia Allah yang berjalan didepan kita, Dia yang akan “berperang” untuk kita didalam menjalani kehidupan setiap hari sama seperti yang telah dilakukanNya bagi Bangsa Israel di Tanah Mesir (Ulangan 1:30).  Tuhan hanya ingin kita berjalan “kesana”, ke tempat yang sudah dijanjikan bagi Kita sesuai dengan pangilan hidup kita dan mentaati titah Tuhan, mengikut Tuhan dengan sepenuh hati. Pengalaman bersama Tuhan harus terus dijaga dan disyukuri serta dirayakan setiap hari agar tetap terpaut dengan janji dan panggilan Tuhan. Mentaati Tuhan perlu dilatih dan dikerjakan setiap saat agar kita bisa melihat “negeri yang baik”. Menjaga hati untuk tetap percaya kepada Tuhan perlu terus digelorakan. Saling menyemangati antar teman sekerja Allah untuk percaya kepada Tuhan akan menjaga kita juga dalam menjalani pengalaman hari-hari yang berbuah (Ulangan 1:38) . Karena kita tahu Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu dan rencana Tuhan tidak ada yang gagal. Itulah berani percaya kita, agar setiap hari mata kita sendiri memandang Tuhan  (Ayub 42:1 – 5). Inilah yang meneguhkan,

Selamat Tahun Baru 2022 dan salam dari Medan.

TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu

Ulangan 1:30

2 Balas ke “Janji Tuhan Itu Menyegarkan”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *